BAB 1
Pendahuluan
Mengapa
sekolah-sekolah Muhammadiyah secara pukul rata mutunya lebih rendah ketimbang
sekolah pemerintah dan sekolah yang dikelola oleh lembaga Katolik?
Mengapa orang Katolik dapat membuat
sekolah yang rata-rata baik, sedangkan Muhammadiyah (Muhammadiyah itu Islam)
tidak?
Jawabannya adalah mutu rendah itu sebab
uatamanya nya ialah kekurangan dana. Dari hasil penelitian kekurangan dana itu
sama dengan kekurangan uang itu tandanya orang islam itu miskin? Ternyata orang
islam itu tidak miskin, secara pukul rata. Buktinya ialah setiap tahun ribuan
orang islam naik haji kedua, ketiga, bahkan ke sebelas. Mengapa orang islam
banyak yang mendahulukan yang sunnat dan membelakangkan yang wajib?
Alasan
yang kedua yang ditemukan dari hasil penelitian adalah Pengelolaan uang yang
kurang sempurna. Dan ternyata masih ada, dan ini justru yang paling
mengutamakan yaitu pengelola sekolah, kepala sekolah, dan guru sekolah islam
belum memiliki teori-teori pendidikan modern dan islami. Ada dua kelompok teori
pendidikan sekarang, yaitu teori pendidikan barat (ini disebut modern) dan
teori pendidikan islam yang berdasarkan Al-Quran dan hadist.
BAB 2
Konsep Pengetahuan Dalam Islam
Sering
kali kita mendengar istilah pengetahuan umum dan pengetahuan agama, atau
istilah sekolah umum dan sewkolah agama, guru umum dan guru agama, kurikulum
umum dan kurikulum agama, ilmu umum dan ilmu agama, kunci persoalannya terletak
pada kata pengetahuan.
Pengetahuan
adalah semua yang diketahui. Dalam bahasa Indonesia, pengetahuan ini disebut
ilmu. Kata ilmu di ambil dalam bahasa Arab yang berarti pengetahuan. Kebanyakan
orang Indonesia menyebut “Sains” dengan ilmu penetahuan.
PENGETAHUAN
MANUSIA
MACAM
PENGETAHUAN
|
OBJEK
|
PARADIGMA
|
METODE
|
KRITERIA
|
Sains
|
Empiris
|
Sains
|
Sains
|
Logis
dan Empiris
|
Filsafat
|
Abstrak
/ Logis
|
Logis
|
Logis
|
Logis
|
Mistik
|
Abstrak
/Supranatural
|
Mistik
|
Mistik
|
Keyakinan,
rasa
|
Seni
|
Indah
tidak indahnya
|
Mistik
|
Mistik
|
Keyakinan,
rasa
|
Diatas
itu adalah cara membagi pengetahuan manusia. Ada lagi cara membagi yang lain
menurut Ibn Khaldun, yaitu pengetahuan di bagi dua: pertama, pengetahuan yang
di wahyukan (Naqliyah) ; maksudnya adalah pengetahuan yang diterima. Ini adalah
cara pembagian menurut islam. kedua, pengetahuan yang diperoleh (Aqliyah),
maksudnya adalah dicari sendiri oleh manusia.
Yang
kita maksud dengan pengetahuan agama atau ilmu agama ialah pengetahuan yang
diwahyukan, yaitu pengetahuan tentang Al-Quran dan hadist serta semua tentang
isinya yang biasanya dikembangkan dalam tradisi islam. Saya ingin menghindari
pembagian yang njelimet itu. Yang dikamsud dengan pengetahuan agama di
Indonesia ialah :
1. Ulumul-Quran (dengan segala
disiplinnya),
2. Ulumul-Hadist (dengan segala
disiplinnya),
3. Ilmul-‘aqa’id (termasuk pengetahuan
filosofinya),
4. Ilmu fiqih (dan bermacam-macam
disiplinnya),
5. Ilmu akhlak,
6. Sejarah islam,
7. Ilmu bahasa arab (dengan cabang
cabangnya).
Semua ilmu adalah ilmu Allah Karena datangnya memang
dari allah, “ ada pengetahuan (ilmu) yang kami miliki selain apa yang engkau
ajarkan kepada kami “ (al-Baqarah:32). Dari segi pengetahuan itu dipelajari
atau tidak, perngetahuan dapat dibagi menjadi pengetahuan fitriah (permbawaan)
dan perngetahuan yang dipelajari. Dilihat dari segi jelas atau kaburnya
pengetahuan yang rumit. Dari segi sumber perngetahuan dan alat memperolehnya,
dapat di bagi menjadi :
Pengetahuan
saintifik,
Pengetahuan logika,
Pengetahuan intuisi dan perasaan,
Pengetahuan ilaham dan kasyaf,
pengetahuan yang diwahyukan
Pengetahuan logika,
Pengetahuan intuisi dan perasaan,
Pengetahuan ilaham dan kasyaf,
pengetahuan yang diwahyukan
Pengetahuan yang paling tinggi nilainya
ialah pengetahuan tentang Allah, yaitu ma’rifah. Jalan mencapai perngetahuan
ma’rifah itu ialah jalan berpikir dan jalan riyadlah (Al-Syaibani 1979:271).
Ma’rifah itu ada dua macam, yaitu ma’rifah yang hak (benar) dan ma’rifah hakikat. Ma’rifah hak ialah mengetahui allah melalui nama nama dan sifat sifat yang ditanyakan-nya kepada makhluk-nya.
Ma’rifah itu ada dua macam, yaitu ma’rifah yang hak (benar) dan ma’rifah hakikat. Ma’rifah hak ialah mengetahui allah melalui nama nama dan sifat sifat yang ditanyakan-nya kepada makhluk-nya.
Bab III
Definisi Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu
pendidikan islam adalah Ilmu pendidkan berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah
teori. Maka isi ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan; Ilmu
pendidikan Islam merupakan kumpulan teori tentang pendidikan berdasarkan ajaran
Islam.
Secara
esensial isi ilmu hanya kumpulan teori, tetapi sebenarnya secara lengkap isi
suatu ilmu bukanlah hanya teori. Isi lainnya ialah penjelasan tentang teori itu
serta juga kadang-kadang ada juga data yang mendukung penjelasan itu. Jadi,
lengkapnya isi ilmu adalah (1) teori, (2) penjelasan tentang teori itu, (3)
data yang mendukung penjelasan itu. Sewajarnya dalam ilmu pendidikan Islam
harus mencakup tiga macam isi tersebut.
Ilmu
Pendidikan Islam adalah Ilmu pendidikan yang berdasrkan Islam. Islam adalah
nama agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw yang berisi seperangkat ajaran
tentang kehidupan manusia berdasarkan dan bersumber dari al-Quran dan hadits
serta akal. Jika demikan maka ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang
berdasarkan al-Quran dan hadits, serta akal. Penggunaan dasar ini haruslan
berurutan: al-Quran terlebih dahulu, kalau tidak ditemukan atu tidak jelas maka
selanjutnya dicari dalam hadits, kalau tidak ditemukan atau tidak jelas juga
barulah digunakan akal (pemikiran) dan temuan akal ini tidak boleh bertentangan
dengan al-Quran maupun hadits. Dalam pendidikan Islam haruslah dilngkapi
ayat-ayat al-Quran atau Hadits dan atau argumen akal yang menjamin teori
tersebut. Jadi pembuatan dan penulisannya tidak jauh berbeda dengan pembuatan
dan penulisan teori dalam Fikih.
Perbedaan antara Filsafat, Ilmu,
dan Teknik Pendidikan Islam
Banyak
orang yang kebngungan mengenai perbedaan antara filsafat, ilu dan teknik. Namun
(dalam buku Ahmad Tafsir ini) perbedaan itu dapat dibedakan yaitu sebagai
berikut:
1. filsafat
adalah sejenis pengetahuan yang logis saja, tentang objek-objek yang abstrak.
Suatu teori filsafat yang benar apabila dapat dipertanggungjawabkan secara
logis dan selama-lamanya tidak dapat dibuktikan secara empiris. Bila suatu
waktu dapat dibuktikan secara empiris, maka filsafat berubah menjadi Ilmu.
2. Ilmu
(sains) adalah pengetahuan yang logis dan mempunyai bukti empiris. Kaidah ini
digunakan untuk ilmu pendidikan Islam. Teori-teori dalam ilmu pendidikan Islam
haruslah dapat diuji secara logisdan sekaligus empiris. Bila kurang satu saja
maka itu tidak dinamakan ilmu pendidikan Islam.
3. Teknik
adalah petunjuk pelaksanaan teori-teori sains. Yang dimaksud dengan teknik
adalah manual, yaitu cara operasional dalam melaksanakan ajaran-ajaran teori.
Struktur pengetahuan
orang yang beriman secara Islam kira-kira dapat digambarkan sebagai berikut:
Bagi
orang Islam sumber pengetahuan adalah Allah. Sumber pertama itu sekarang ini
ada ddi dalam al-Quran dan atau Hadits Rasul saw. Inilah kebenaran yang pertama
(kebenaran tingkat pertama). Manusia menafsirkan ayat dan atau hadits itu.
Sudah sewajarnya penafsiran itu tidak satu macam. Oleh karena itu terdapatlah
lebih dari satu tafsir. Tafsir ini sebenarnya berada pada tingkat kedua (level
II) ini adalah tingkat filsafat. Filsafat dapat melahirkan lebih dari satu
teori pada tingkat sains, dan satu teori sains dapat melahirkan lebih dari satu
manual. Manual inilah yang dimaksud dengan teknik. Jadi, jika wahyu berada pada
tingkat pengetahuan paling atas, maka manual merupakan pengetahuan pada tingkat
paljng bawah; wahyu paling abstrak, manual paling kongkret. Sistem pengetahuan
barat kelihatannya hampir sama dengan sistem penegtahuan Islami, bedanya ialah
dalam pengetahuan barat biasanya level satu (wahyu) tidak dimasukan sebagai
satu tingkat pengetahuan.
Dalam
sistem pengetahuan Islami ini, dapat dilihat bahwa manual harus dipertanggung
jawabkan oleh teori sains, teori sains dipertanggungjawabkan oleh teori
filsafat, dan teori filsafat harus dipertanggungjawabkan oleh wahyu. Dengan
cara ini, dapatlah disusun sistem pengetahuan, sekaligus sistem kebenaran, yang
tidak mungkin lepas dari kebenaran Allah swt. Pengetahuan seperti inilah yang
seharusnya dipegang dan dipergunakan oleh manusia sebagai khalifah di bumi.
Khalifah artinya wakil; jadi, manusia mengatur kehidupan di bumi seharusnya
mengikuti aturan yang dikehendaki oleh Allah swt, Raja yang diwakilinya. Itulah
tugas khalifah Allah yang sebenarnya. Dalam konsep seperti itu terkandung
pengertian bahwa yang memerintah (mengatur) sebenarnya adalah Allah, manusia
menjadi pelaksananya.
Dalam
sistem ini disimpulkan bahwa yang mempertangguangjawabkan kebenaran bukanlah
manusia melainkan Allah. Manusia hanya mempertanggungjawabkan pelaksanaannya.
Jadi, teori kebenaran dala rasionalisme, materialisme, sekularisme.
Pragmatisme, leberalisme semuanya tidak mempunyai tempat dalam sistem
pengetahuan Islami itu. Teknik atau manual-manual itu sebenarnya tidak “liar”,
tetapi mempunyai “gantungan” ke atas.
Jika
Firman Allah (level I) dan teori filsafat (level II) bersifat universal,
berlaku dimana saja dan kapan saja maka teori sains (level III) maka tingkat
keuniversalannya mulai menurun. Sebuah teori sains dapat saja berlaku pada masa
tertentu, tetapi salah pada masa yang lain; benar di tempat tertentu, salah di
tempat yang lain. Teknik amat terbatas keuniversalannya. Teknik dapat beruabah
dengan cepat, hanya berlaku pada lokasi-lokasi tertentu. Yang harus anda
pegang: teknik-teknik pendidikan haruslah Islami; ini harus diusut ke atas,
kepada teori sainsnya, terus kepada teori filsafatnya sampai kepada teks
wahyunya.
Ilmu dan Teori
Pada
uraian di atas, jelaslah bahwa ilmu (sains) adalah pengetahuan yang logis dan
empiris. Telah dijalskan pula bahwa isi ilmu adalah teori-teori. Jadi, ilmu itu
esensinya adalah teori.
Secara
umum, teori adalah pendapat. Dalam pengertian umum ini dapat dikatakan misalnya
teori Muhammad Abduh, kurikulum perguruan tinggi Islami haruslah mencakup
pengetahuan-pengetahuan yang ditemukan akal. Teori Muhammad Abduh ini digunakan
tatkala mengembangkan kurikulum al-Azhar. Dari kurikulum yang hanya mengajarkan
pengetahuan Islam yang dikenal waktu itu menjadi kurikulum yang selain
mengajarkan pengetahuan itu, juga mengajarakan bahasa asing selain bahasa Arab
dan beberapa pengetahuan Barat yang lainnya.
Dalam
bidang pendidikan ada lagi teori yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang
ditentukan hanya oleh pembawaannya. Inilah Nativisme. Ada teori yang
mengajarkan sebaliknya, yakni bahwa perkembangan seseorang hanya dipengaruhi
oleh lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan budaya. Inilah Empirisisme.
Dan ada juga teori yang menyintesiskan kedua-duanya, yaitu bahwa perkembangan
manusia ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya. Inilah teori Konvergensi.
Dalam
pengertian yang khusus, teori hanya digunakan dalam lingkungan sains. Di sini
disebut teori ilmiah. Dalam
pengertian yang khusus ini, Teori adalah pernyataan tentang antar hubungan
antara satu variabel dengan variabel lainnya (kerlinger, 1973:9). Selanjutnya
dinyatakan:
A
theory is a set of interrelated construct (concept), definitions and propositions
that present a systematic view of phenomena by specifying relations among
variables, with the purpose of explaning and predicting the phenomena.
Di dalam definisi ini terdapat tiga
konsep penting. Yaitu:
1. Teori
adalah satu set proposisi yang terdiri atas konsep-konsep yang berhubungan.
2. Teori
memperlihatkan hubungan antarvariaber atau antarkonsep yang menyajikan suatu
pandangan yang sistematik tentang fenomena.
3. Teori
haruslah menjelaskan variabelnya dan bagaimana variabel itu berhubungan.
Devinisi
itu terlalu panjang dan teralu lengkap. Intinya, adalah bahwa teori itu harus
menjelaskan adanya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang
lain. Hubungan variabel itu harus memperlihatkan sifat ilmiah teori. Sifat
ilmiah itu ialah sifat logis dan bukti empiris. Oleh karena itu, suatu teori
ilmiah harus menjelaskan hubungan logis antarvariabel, dan hubungan logis
tersebut harus dapat dibuktikan secara empiris (Snelbecker, 1974:31).
Misalnya
dikatakan bahwa murid yang jumlahnya kecil lebih efektif diajaridibandingkan
dengan murid yang lebih banyak. Hubungannya (hubungan logisnya, logikanya)
adalah jumlah murid yang kecil lebih mudah diperhatikan oleh guru daripada
jumlah murid yang besar, perhatian guru lebih mudah terpusat kepada jumlah yang
kecil ketimbang kepada jumlah murid yang besar, karena itu jumlah pengajaran
untuk jumlah yang kecil akan lebih efektif daripada pengajaran bagi jumlah
murid yang banyak. Itulah bukti logisnya. Bukti empirisnya perlu diadakan eksperimen.
Misalkan guru A mengajari 100 murid sedangkan guru B hanya 25 murid. Dengan
mengikuti desain eksperimen tertentu akan dapat dibandingkan hasil pengajaran
antara kelas guru A dan kelas guru B. akan ditemukan prestasi kelas guru B
lebaih baik daripada kelas guru A.
Teori-teori
dalam ilmu pendidikan Islam seharusnya memiliki sifat logis dan empiris.
Sedangkan dalam filsafat pendidikan Islam cukup memenuhi pengujian logis saja
dan hanya logis. Untuk ilu pendidikan Islam dan filsafat pendidikan Islam disyaratkan
tidak bertentangan dengan al-Quran dan Hadits.
Dasar Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu
berisi teori. Ilmu pendidikan berisi teori pendidikan. Ilmu pendidikan Islam
berisi teori-teori tentang pendidikan yang berdasarkan Islam. Pertanyaan:
mengapa hatus berdasarkan Islam? Maka jawaban yang paling penting dan mendasar
dari pertanyaan ini adalah “itu berdasarkan keyakinan”. Jika dasarnya
keyakinan, maka persoalan ini tidak dapat diperdebatkan. Sekalipun tidak dapat
diperdebatkan lagi, toh konsep itu dapat dijelaskan. Mengapa berdasarkan Islam?
Dan apa sebenarnya yang dimaksud dengan “berdasarkan Islam”?.
Orang
Islam meyakini bahwa kehidupan tidak dapat diserahkan seluruhnya kepada
kemampuan akal, atau kepada kemauan manusia, baik manusia secara pribadi atau manusia
dalam arti keseluruhan manusia. Pandangan orang islam ini bertentangan dengan
sifat Humanisme yang mengajarkan bahwa akal manusia telah mencukupi untuk
mengatur dunia dan kehidupan manusia, oleh karena itu agama tidak diperlukan.
Pandanga orang Islam tidak dapat dikatakan seratus persen berdasarkan
keyakinan, di sana terdapar juga dasar akliyah.
Kehidupan
diatur oleh aturan. Aturan yang dibentuk oleh manusia terkadang relatif
kebenarannya. Maka dari itu manusia mencari aturan yang pasti kebenarannya.
Aturan yang terjamin kebenarannya haruslah aturan yang dibuat oleh Yang Maha
Pintar. Yang Maha Pintar adalah yang tidak pernah salah. Orang Islam meyakini
itu adalah Tuhan. Jadi aturan Tuhan itula yang harus digunakan dalam kehidupan
ini karena aturan itu pasti benarnya. Memang, dasar pandangan ini adalah
keyakinan, bukan kekuatan logika.
Setelah
itu sudah seharusnya mencari dan menemukan aturan Tuhan tersebut. Aturan itu
pokok-pokoknyaada di dalam kitab Tuhan yang biasa disebut kitab suci. Langkah
selanjutnya adalah menilai keasliannya. Keaslian itu diperlukan untuk menjamin
bahwa kitab suci itu benar-benar asli dari Tuhan. Untuk menentukan keasliannya
dapat menggunakan teori-teori sains, dalam hal ini ilmu sejarah. Sejarah
meneorikan bahwa sekarang ini kitab yang terjamin keasliannya adalah Al-Quran
sebagai dasar kehidupannya, untuk dijadikan sumber ajaran Islam. Inilah yang
dijadikan dasar bagi ilmu pendidikan Islam.
Al-Quran
dalam ayat-ayatnya ternyata memberikn jaminan juga kepada hadits-hadits Nabi
Muhammad saw. Ada perintah Tuhan yang mengatakan bahwa manusia yang beriman
wajib mengikuti Allah dan Rasul-Nya. Rasul-Nya yang dimaksud adalah Nabu
Muhammad saw. Perintah inilah (secara etimologis, jaminan inilah) yang
dijadikan dasar oleh oran Islam untuk menggunakan hadits Nabi sebagai dasar
kedua dalam kehidupannya. Tugas selanjutnya adalah menentukan hadits nabi yang
asli berasal dari nabi (hadits Shahih), dan hadits yang disangka dari Nabi,
padahal bukan berasal dari Nabi (Hadits tidak Shahih). Sampai di sini telah
diketahui dasar aturan hidup dalam Islam, yaitu Al-Quran dan Hadits.
Selanjutnya
al-Quran dan hadits Nabi juga menunjukan bahwa akal juga dapat digunakan dalammembuat
aturan hidup bagi orang Islam. Yaitu apabila al-Quran dan hadits tidak
menjelaskan aturan itu dan aturan yang dibuatoleh akal tersebut tidak
bertentangan dengan al-Quran dan hadits.
Karena
pendidikan menduduki posisi terpenting pada kehidupan manusia, maka wajarlah
orang Islam meletakan Al-Quran, Hadits, dan akal sebagai dasar bagi teori-teori
pendidikannya. Maka bukan hal yang aneh orang Islam tidak mengambil teori
filsafat seperti liberalisme, pragmatisme, dan materialisme sebagai dasar pendidikannya
karena isme-isme itu hanyalah buatan manusia yang tidak terjamin kebenarannya.
Penjelasan
dari awal merupakan pengertian definisi ilmu pendidikan Islam melalui cara
membandingkan dengan pengertian filsafat pendidikan Islam. Sedang teknik
bukanlah sebuah teori, tempatnya dibawah teori. Teori berada dalam ilmu dan
filsafat pendidikan Islam. Teknik ini adalah petunjuk pelaksanaan (manual)
teori tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar